JAKARTA − Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menyinggung perihal industrialiasi yang menjadi kunci dan jalan agar Indonesia bisa menjadi negara maju. Dia mengatakan, saat Indonesia tak lagi mengekspor bahan mentah maka nilai penerimaannya naik fantastis yakni menjadi lebih dari 150%. Jokowi kemudian memberi contoh hilirisasi di komoditas nikel.
“Sering saya beri sebuah gambaran nikel sebelumnya kita ekspor dalam bentuk raw material dalam bentuk bahan mentah per tahun nilainya kurang lebih Rp30-an triliun per tahun ekspor hanya mentahan. Begitu kita setop tahun 2020, setop dan ekspor harus dalam barang setengah atau barang jadi jadi melompat satu tahun angkanya menjadi Rp510 triliun,” kata Presiden Jokowi dalam pidatonya saat membuka Mahasabha XIII KMHDI 2023 di Palu, Sulawesi Tengah (30/8/2023).
Hiliriasi kata dia karena itu harus konsisten dilakukan. Terbukti dalam waktu setahun penerimaan dari sektor itu melompat jauh. Ekspor bahan mentah karena itu jangan lagi dilakukan. Apalagi masih banyak komoditas yang harus dihilirisasi.
“Hilirisasi itu saya katakan di mana-mana, itu kalau konsisten kita lakukan akan melompatkan negara ini menjadi negara maju,” lanjut Jokowi dikutip dari kanal Sekretariat Presiden.
Jokowi melanjutkan bahwa hilirisasi ini memang memberi konsekuensi bagi Indonesia antara lain diprotes oleh Uni Eropa dan digugat di WTO. Namun kata dia, Indonesia tak boleh mundur sekalipun kalah maka maju terus untuk banding. Apalagi kata dia, rumput laut dan CPO juga akan dihilirisasikan maka nilainya akan menjadi berlipat ganda.
“Itu baru satu barang, kita ini punya barang-barang yang lain komoditas lain, nikel, timah, tembaga, bauksit, batu bara semuanya satu-satu enggak usah tergesa-gesa yang penting terus konsisten dan tak usah kita ini takut gara-gara digugat di WTO misalnya enggak, jangan mundur,” kata Presiden lagi.
Perihal hilirisasi ini menjadi topik yang kerap disinggung Jokowi dalam pidato dan sambutannya di berbagai kesempatan. Sepekan lalu, dia juga menyinggung hal ini saat berada di Kota Medan, Sumatera Utara.
Jokowi pada saat itu mengatakan, program hilirisasi mineral yang tengah berjalan telah memberikan banyak keuntungan untuk negara. Jokowi sekaligus membantah hilirisasi hanya menguntungkan sejumlah perusahaan.
Kebijakan hilirisasi, kata Jokowi, membuat Indonesia melepas budaya lama, bahkan sejak zaman VOC ketika tanah Indonesia hanya mengirim bahan baku mentah ke negara lain.
“Sudah 400 tahun sejak zaman VOC Indonesia selalu mengekspor barang mentah ke luar negeri. Memang kita dapat uang, tapi sangat sedikit sekali,” ujar Jokowi saat memberikan sambutan di acara Rakernas Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) di Kota Medan pada Sabtu (19/8/2023). [Bt/Ab]
Polemik Manfaat Hilirisasi Nikel: Manipulatif untuk Pencitraan?