Kepemimpinan Herman Deru Hanya Bisa Tebar Pesona dan Membuat Rakyat Merana
Oleh : Muhammad Ali
ila Kita memperhatikan Kepemimpinan Gubernur Sumatera Selatan sebelumnya dari Rosihan Arsyad, Syahrial Oesman, Alex Noerdin hingga Herman Deru,tentu masyarakat Sumatera Selatan sedikit banyak merasakan suka duka hidup sebagai masyarakat yang dipimpin oleh para pemimpin Gubernur Sumatera Selatan sebelumnya. Namun jika dipikir dan diperhatikan secara mendalam, kelihatannya kepemimpinan yang tak menorehkan prestasi dan kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat miskin dan masyarakat banyak, mau diakui atau tidak adalah dimasa kepemimpinan Gubernur Herman Deru. Mengapa?
Pertama, baik di era Rosihan Arsyad, Syahrial Oesman dan Alex Noerdin adanya pembangunan infrastruktur yang berdampak nilai tambah ekonomi (Multiplayer effect) terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Sumatera Selatan, seperti di era kepemimpinan Gubernur Rosihan Arsyad adanya pembangunan Gedung Olahraga bertaraf Nasional dan Internasional di Jakabaring Sport City yang merupakan kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, sedangkan di Era Kepemimpinan Gubernur Syahrial Oesman adanya pembukaan akses jalan kepelabuhan Internasional Tanjung Api Api dan dibukanya Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Api Api untuk memperlancar arus masuk keluar komoditas Sumber Daya Alam dan Hasil Bumi serta hasil produksi barang dan jasa masyarakat Sumatera Selatan juga di era kepemimpinan Syahrial Oesman adanya pembangunan Bandara bertaraf Internasional. Pada saat Kepemimpinan Gubernur Alex Noerdin pembangunan infrastruktur yang menunjang event – event olahraga yang bertingkat nasional dan Internasional seperti Sea Games dan Asian Games semakin banyak dibangun untuk mensukseskan event – event tersebut, dengan adanya event berskala Nasional dan Internasional secara tidak langsung memperkenalkan Sumatera Selatan dikancah Nasional dan Internasional untuk sebagai daya tarik wisatawan lokal dan asing untuk berkunjung ke Sumatera Selatan. Dengan terselenggaranya event – event tersebut secara tidak langsung akan menambah pendapatan masyarakat Sumatera Selatan.
Kedua, di masa Kepemimpinan Gubernur Rosihan Arsyad keran demokrasi terbuka lebar semua elemen masyarakat LSM, Ormas, OKP serta Media tidak takut lagi mengkritik dan memberikan saran serta menyampaikan aspirasi kepada Pemimpinya dan di masa kepemimpinan Gubernur Rosihan Arsyad juga berlakunya otonomi daerah ditingkat kabupaten dan kota sehingga adanya pemekaran kabupaten dan kota di Sumatera Selatan seperti Lubuk Linggau, Pagaralam dan Banyuasin untuk mempermudah admnistrasi dan pemerataan pembangunan. Sedangkan dimasa kepemimpinan Gubernur Syahrial Oesman adanya Program Lumbung Pangan dan Lumbung Energi dengan menggali dan mengelola potensi Sumber Daya Alam tersebut akan berdampak meningkatkan pendapatan Sumatera Selatan serta kesejahteraan masyarakat ketika Kepemimpinan dilanjutkan oleh Alex Noerdin adanya program yang Pro Rakyat Miskin dan Masyarakat yaitu Berobat Gratis dan Sekolah Gratis, kedua program ini merupakan perintah konstitusi yang harus dijalankan oleh pemimpin Sumatera Selatan dengan masyarakat yang cerdas dan sehat akan menjadikan Sumatera Selatan provinsi yang maju dan terdepan.
Terus terang sebagai orang yang terus menerus mencermati kepemimpinan Gubernur Sumatera Selatan dari jaman Rosihan Arsyad, Syahrial Oesman, Alex Noerdin hingga Herman Deru, saya melihat banyak hasil pencapaian yang didapatkan oleh Pemimpin tersebut untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan, namun di masa Kepemimpinan Gubernur Herman Deru, Sumatera Selatan sepetinya mengalami kemunduran dan masyarakat mendapatkan kesialan ketika dipimpin oleh pemimpin yang ingkar janji yakni Herman Deru dibidang kesehatan dan pendidikan diawal kepemimpinannya ditarik subsidinya padahal perintah konstitusi 20% anggaran untuk pendidikan dan kesehatan, masyarakat Sumatera Selatan masih banyak yang hidup susah, mencari nafkah hasilnya tak berimbang dengan kebutuhan hidup yang ditanggungnya, Namun Herman Deru hanya bisa keliling kesana kemari tebar pesona menemui masyarakat dengan memberikan harapan palsu kepada masyarakat sehingga masyarakat dibuat merana karena tak ada satupun kebijakan yang pro poor dan Pro People yang membuat rakyat ekonominya membaik.
15 September 2024
Penulis
Muhammad Ali
Pemerhati Ekonomi dan Politik