Kemenkes Pastikan Indonesia Belum Masuk Strain Ganas Cacar Monyet

 JAKARTA − Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono menjelaskan perkembangan kasus Monkey Pox atau cacar air di Indonesia.

Yudhi menyebut data per Januari hingga 17 Agustus 2024 data konfirmasi kasus Mpox di Jakarta ada penambahan 1 pasien pada bulan Juni jadi total DKI Jakarta ada 59 konfirmasi. Kemudian, untuk 1 orang pasien ini sedang proses penyembuhan sejak sakit pada bulan Juni.

Ia memastikan bahwa pasien ini bukan masuk jenis strain cacar monyet ganas strain baru clade 1b.

“Bukan clade 1b, tapi Clade 2 b jadi kasusnya bulan juni masih di Isolasi dan masih proses penyembuhan”kata Yudhi dalam konferensi pers, Minggu (18/8).

Konsultan Penyakit Tropik dan Infeksi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Robert Sinto menjelaskan ada 3 clade besar Mpox, yaiitu clade 1b, clade 2a, clade 2b.

Clade 1 muncul di daerah central antara clade 2 a, kebanyak di daerah Afrika barat. Angka kematian clade 1 bisa lebih tinggi mencapi angka kematian hingga 10%. Dan saat ini yang terjadi meningkat kasus 1 B sehingga menjadi kewaspadaan dunia berhadapan dengan clade Mpox yang meningkat dengan angka mortalitas lebih tinggi.

Cara membedakan jadi 2022 tidak khas seperti gejala Mpox yang kita kenal puluhan tahun lalu. Tampilan berbeda dari 2022 lalu dengan gejala awal dengan gejala pertama kali

-Muncul kelainan di kulit, kalau 2b muncul di Indonesia pasien bisa tidak demam, jadi dateng dengan ruam, kemerahan, bintil tapi tidak demam sebelumnya.

“Jadi ini beda dari cerita klasik Mpox yang memiliki 1 b, jadi clade 1 b akan dimulai demam dulu belum ada ruam kulit kemudian 2-3 hari berikutnya baru muncul ruam pertama,”kata Robert.

Kalau clade 1 b perubahan kulit sistematis, rapih dalam waktu lebih lama. Kemerahan di kulit, bintil di kulit, isi air, ada cekungan itu terjadinya progresif hitungan hari atau minggu.

“Kalau kita ketemu gambaran kulit, gambaran kulit semua kemerahan, kalau bintil ya bintil semua rapih tersusun”katanya.

Kalau 2b di Indonesia bisa ada ruamnnya, bisa ada yang gambaran yang bintilnya menyatu. Jadi lebih beragam dan variatif.

Yang ketiga beda lesi perubahan dari clade 2b bisa hanya bebeberapa bintil dan ga menyebar semua. Kalau clade 1b wajah, lengan, bisa menyebar lebih banyak. [Dec]