Gelitik JARI : Kritik Plato terhadap Demokrasi
eraguan terhadap berfungsinya demokrasi bukan terjadi saat ini atau kemarin. Plato adalah penentang keras bentuk pemerintahan ini. Dalam Politeia (Negara) yang banyak dibahas , Plato menjelaskan negara idealnya berdasarkan pertanyaan ‘apa itu keadilan?’ Kritiknya terhadap demokrasi sangat kuat.
Plato sama sekali tidak mendukung demokrasi. Tidak mengherankan, karena teladannya yang luar biasa, Socrates dianugerahi piala racun melalui pemungutan suara yang demokratis. Demokrasi, menurut Plato, adalah sebuah sistem yang pasti akan gagal. Memerintah membutuhkan keterampilan yang hanya dapat diperoleh oleh segelintir orang, sehingga gagasan tentang demokrasi tidak masuk akal dan tidak masuk akal.
Bukan sembarang orang yang dipilih oleh rakyat yang boleh memimpin suatu negara, tetapi hanya orang-orang yang ahli di bidang pemerintahan yang sangat terlatih. Hanya sosok pemikir yang senantiasa melahirkan ide – ide memenuhi syarat untuk hal ini.
Anda tidak bisa menjadi filsuf dengan mempelajari filsafat selama beberapa tahun. Tidak, Plato merancang sistem pendidikan ekstensif, termasuk lima belas tahun dinas militer. Hanya ketika Anda telah lulus pendidikan ini – yang berlangsung selama lima puluh tahun – dengan cemerlang barulah Anda dapat menyebut diri Anda seorang filsuf dan memerintah negara bersama dengan para filsuf lainnya.
Jika para filsuf memimpin negara, maka negara yang adil akan terwujud. Kondisi yang adil ini berarti setiap orang memenuhi peran yang semestinya dalam masyarakat dan bekerja sama dengan baik. Para filsuf harus memimpin, kelas menengah harus memberikan keamanan dan ketertiban, dan kelas bawah harus memproduksi pangan dan sumber daya lainnya agar setiap orang berkecukupan.
Negara yang ideal jelas merupakan sebuah aristokrasi; suatu negara harus diperintah oleh ‘yang terbaik’. Setelah aristokrasi, timokrasi yang berkuasa adalah militer. Kemudian terjadilah oligarki yang didominasi oleh kelompok kaya. Plato tidak ingin kekayaan menentukan status sosial, tapi itu pun lebih baik dari demokrasi yang menempati urutan keempat. Menurutnya, satu-satunya bentuk pemerintahan yang lebih buruk dari demokrasi adalah tirani – yang selalu berakhir dengan demokrasi.
Minggu , 01 Desember 2024
Gesah Politik Jaringan Aliansi Rakyat Independen
Ade Indra Chaniago – Indra Darmawan