WASHINGTON DC − Terdapat sekitar 5.000 warga Indonesia di negara bagian Florida, AS. Mereka bekerja dalam segala bidang, mulai dari juru rawat, seniman hingga ibu rumah tangga. Setiap tahun, mereka rindu untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI seperti semasa mereka tinggal di Indonesia.
Tanpa kepanitiaan resmi dan tidak di dalam organisasi apapun, sekelompok diaspora Indonesia bertekad mengadakan acara “Semarak Indonesia” pada 19 Agustus.
“Kami hanya orang Indonesia yang sudah lama sekali tinggal di sini (AS) selama berpuluh-puluh tahun. Nah, kami kangen mengadakan acara perayaan 17 Agustus, seperti di Indonesia. Ada permainan, kesenian, ada juga peragaan busana. Semula hanya omong-omong biasa, ehh… akhirnya terjadi juga”, ujar Rebecca Bonnejonne, asal Bandung yang menjadi juru rawat di Florida sejak tahun 2001.
Bersama beberapa teman, di tengah kesibukan masing-masing, Rebecca mencari tempat, menyusun menu makanan yang disajikan, dan menyiapkan para penampil untuk memeriahkan acara yang disebut “Semarak Indonesia.” Mereka menyiapkan 150 tiket untuk acara tersebut, yang langsung terjual habis.
“Kami sediakan 15 meja, satu meja dengan 10 kursi, terjual semua. Banyak yang masih minta. Saya hanya mengatakan, maaf karena sudah kami beritakan jauh hari sebelumnya. Lain kali kami akan mengadakan yang lebih besar, karena ini baru yang pertama kali dan untuk masyarakat yang ada di Central Florida dan sekitarnya,” jelasnya.
Rebecca menambahkan keinginannya menampilkan Indonesia sangat kuat. Setelah lebih dari 20 tahun tinggal di AS, ia rindu pada beragam kegiatan terkait perayaan 17 Agustus.
“Excited ya, karena tidak hanya mengumpulkan orang-orang Indonesia, tetapi juga memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Kami mengundang Walikota Clairmont (tempat acara itu diselenggarakan) dan Konsulat Jenderal (Indonesia di) Houston,” ujarnya.
Grup kesenian Indonesian Cultural Group (ICG) yang beranggotakan lebih dari 200 orang akan menampilkan berbagai tarian dari Sabang sampai Merauke. Adapun menu utama yang akan disajikan adalah masakan Padang, mengingat rendang telah dikenal oleh orang Amerika.
Sementara itu, peringatan hari kemerdekaan RI ke-78 di ibukota AS, Washington, DC secara rutin berlangsung setiap tahun dengan kegiatan yang sama. Upacara pengibaran bendera termasuk detik-detik Proklamasi sampai penurunan bendera berlangsung di Wisma Indonesia, dengan pemimpin upacara Dutabesar RI untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani.
Pengibaran bendera dilaksanakan oleh para remaja diaspora Indonesia, seperti dijelaskan Ketua Panitia HUT RI, Atase Pertahanan di KBRI Washington, DC, Marsma TNI Tjahya Elang Migdiawan ST MM.
“Sebanyak 31 personil anak-anak diaspora di wilayah DMV (DC, Maryland, Virginia) sudah lolos seleksi untuk mengikuti kegiatan Paskibra. Dan mereka sudah mulai berlatih tanggal 25 Juni 2023 lalu”, ujarnya di tengah-tengah kesibukan peringatan HUT Kemerdekaan RI.
Telah menjadi tradisi selama puluhan tahun, KBRI Washington, DC mengadakan acara peringatan hari jadi RI ini dengan Panggung Gembira yang kerap dimeriahkan dengan hadirnya artis dari Indonesia, seperti dikatakan ketua panitianya, Febria Retnoningsih.
“Tahun ini bintang tamu kita Via Vallen untuk memeriahkan panggung gembira dan sudah diumumkan di flyer-flyer di media sosial KBRI. Tahun ini kita juga spesial karena kemungkinan akan memperpisahkan bapak Dubes, pak Rosan Roeslani yang sudah diangkat menjadi Wakil Menteri BUMN.”
Kerinduan akan makanan Indonesia bisa terobati dengan adanya Bazaar yang dibuka untuk umum. Selain itu, bazaar juga merupakan sarana untuk mengembangkan bisnis kuliner bagi diaspora Indonesia di AS, sekaligus memperkenalkan masakan Indonesia bagi warga AS.
Ditanya mengenai pesertanya, Ketua Panitia Bazaar, Gustaav Richard Ferdinandus mengatakan, “Jumlah booth tahun ini sama dengan tahun yang lalu, 34. Jadi 26 booth untuk makanan, 5 booth untuk non makanan dan 3 meja untuk nirlaba.”
Namun, berjualan makanan di Amerika tidaklah semudah di Indonesia, karena di AS para penjual makanan harus berlisensi. Terlebih pula banyak warga AS yang akan hadir dan menyantap makanan Indonesia. Maka pihak KBRI juga mensyaratkan agar para penjual makanan di Bazaar ini memiliki lisensi.
“Itu yang kita tekankan dan kita minta persyaratan itu untuk vendor (penjual) makanan dan minuman. Jadi dari awal di blanko pendaftaran sudah kami mintakan lisensi karena bazaar itu kan diadakan di tempat milik KBRI dan kami menjaga nama baik KBRI, kita menjaga nama baik KBRI sebagai penyelenggara. Jadi kami tidak mau ada kejadianlah, tapi yang pasti lisensi menjadi persyaratan utama,” jelasnya.
Peringatan hari kemerdekaan RI akan ditutup dengan resepsi diplomatik pada bulan September nanti, yang akan mengundang para diplomat dari berbagai negara yang bertugas di AS. [Ps/Ab]