Harga minyak mentah Rusia yang populer dijual ke China kemungkinan akan mencapai puncak dalam waktu dekat karena lebih banyak kilang swasta yang kemungkinan akan beralih ke minyak lebih murah dari Iran. Negara tersebut meningkatkan volume ekspornya ke level tertinggi dalam 4,5 tahun terakhir pada Agustus, demikian disampaikan beberapa sumber.
− Pemangkasan pasokan minyak OPEC+ dan tingginya permintaan minyak Rusia dari sejumlah kilang besar China mendorong harga minyak jenis Eastern Siberia Pacific Ocean atau ESPO Blend yang diekspor dari Pelabuhan Kozmino di Pasifik hanya mendapatkan diskon terendah sejak perang Ukraina berkecamuk.
Perdagangan minyak mentah light sweet untuk Oktober dimulai pada minggu ini. Kesepakatan pertama dilakukan dengan diskon sekitar $1 per barel ke ICE Brent ke China, menurut dua sumber perdagangan, naik dari diskon sekitar $1,80 per barel untuk pengiriman September. Kargo ESPO ditawarkan dengan diskon serendah 50 sen per barel sebelum kesepakatan terjadi.
“Kami memperkirakan harga ESPO akan terus melonjak seperti yang terlihat dalam dua bulan terakhir,” kata salah satu sumber.
“Tapi sekarang kami pikir kenaikan harga bisa dibatasi karena beberapa kilang mungkin akan beralih membeli minyak Iran.”
Kilang-kilang swasta besar di China sejak awal tahun ini telah meningkatkan pembelian ESPO, menggantikan kilang-kilang yang lebih kecil, yang dikenal sebagai teapots. Hal tersebut memaksa kilang-kilang kecil tersebut untuk mencari alternatif yang lebih murah seperti minyak Iran yang selama ini dikenakan sanksi.
Iran meningkatkan ekspor minyak mentah 2023. Volume ekspor minyak mentah pada Mei mencapai level tertinggi dalam 4,5 tahun sebesar 1,54 juta barel per hari, menurut data pelacakan kapal dari Kpler.
Ekspor naik menjadi sekitar 1,6 juta barel per hari pada Agustus, atau sedikit di bawah 2 juta barel per hari jika termasuk kondensat, menurut sumber Iran yang mengetahui masalah tersebut.
Pasokan yang melimpah telah menaikkan diskon untuk minyak mentah Light Iran menjadi sekitar $13 per barel ke ICE Brent di China berdasarkan pengiriman dari sekitar $10 per barel tahun lalu, bahkan ketika harga untuk kualitas saingannya, seperti minyak mentah Ural dan ESPO Rusia, telah melonjak.
“Sangat mungkin pembeli ESPO terpecah karena tekanan membanjirnya minyak mentah Iran,” kata sumber lain.
“Pembeli swasta besar yang mampu membayar harga lebih tinggi akan melahap lebih banyak kargo ESPO, sementara perusahaan penyulingan skala kecil akan mengambil minyak Iran yang lebih murah.”
Selain itu, kilang-kilang kecil mungkin telah menemukan metode lain untuk mengimpor minyak Iran tanpa menggunakan kuota impor terbatas mereka yang mungkin akan menyebabkan peningkatan impor dalam waktu dekat, kata sumber ketiga.
Saat ini, hanya segelintir kilang-kilang kecil yang mengambil minyak Iran karena perusahaan kilang swasta besar dan perusahaan milik negara masih menghindari minyak mentah yang terkena sanksi meskipun harganya murah.
Impor minyak China dari Iran pada Agustus berada pada level tertinggi sejak Desember 2022. Vortexa memperkirakan volumenya sekitar 1,2 juta barel per hari. Perkiraan Kpler adalah 1,4 juta barel per hari, termasuk kargo yang dikirim langsung dari Iran dan dari Eastern Outside Port Limit, sebuah zona di lepas pantai tenggara Malaysia di mana banyak kapal tanker yang membawa minyak Iran melakukan transfer antarkapal.
Iran meningkatkan produksi minyak mentah menjadi 3,4 juta barel per hari pada akhir September, setelah negara tersebut mengumumkan pada awal bulan ini bahwa ekspor minyaknya telah melampaui 1,4 juta barel per hari, terutama untuk memasok China, kata menteri perminyakan Iran pada minggu ini. [Ah/Ab]