Israel Serang Sekolah dan Masjid di Gaza, 100 Warga Tewas

Asap dan debu membubung setelah Israel menyerang al-Zawayda di tengah Jalur Gaza, Kamis, 8 Agustus 2024 di tengah konflik antara Israel dan kelompok Hamas Palestina. (Foto: Eyad Baba/AFP)

 − Serangan mematikan Israel di Kota Gaza yang mengundang kecaman internasional ditujukan ke “pusat komando dan kontrol” Hamas yang berada di dalam sebuah sekolah dan masjid yang berdekatan. Ini merupakan pernyataan resmi dari militer Israel IDF melalui akun X resminya.

Dalam kicauan tersebut Israel mengklaim sebelum serangan itu dilakukan sejumlah langkah telah diambil untuk mengurangi risiko warga sipil, termasuk penggunaan hulu ledak kecil, pengawasan udara dan informasi inteligen.

Israel mengklaim ada 19 teroris Hamas dan Jihad Islam yang berhasil dilumpuhkan dalam serangan yang pada berada di sebuah masjid di kompleks sekolah Al-Taba’een. Sekolah yang diserang itu terletak berdekatan dengan sebuah masjid di Daraj Tuffah, yang berfungsi sebagai tempat berlindung bagi penduduk Gaza, kata IDF.

Otoritas Hamas di Gaza memperkirakan sekitar 100 orang tewas dalam serangan rudal pada Sabtu (10/8/2024). Angka-angka tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen dan pihak berwenang Hamas tidak membedakan antara korban sipil dan kombatan.

Wakil Presiden AS Kamala Harris, yang mencalonkan diri untuk menggantikan Presiden Joe Biden di Gedung Putih pada bulan November mendatang, mengecam Israel atas jatuhnya korban sipil dan menegaskan bahwa Israel “memiliki hak untuk mengejar para teroris, yaitu Hamas.”

“Sekali lagi, terlalu banyak warga sipil yang terbunuh,” katanya kepada para wartawan pada hari Sabtu dalam sebuah kampanye di bagian barat AS. “Kita membutuhkan kesepakatan penyanderaan, dan kita membutuhkan gencatan senjata. Kesepakatan itu harus dilakukan, dan harus dilakukan sekarang.”

Belgia mengutuk keras serangan terhadap sebuah sekolah di Gaza itu, yang telah merenggut nyawa sedikitnya seratus orang pengungsi.

“Perang ini harus segera dihentikan. Menargetkan infrastruktur sipil melanggar hukum internasional dan tidak dapat diterima,” tulis Menteri Luar Negeri Belgia Hadja Lahbib dalam akun X resminya.

Serangan tersebut merupakan salah satu serangan paling mematikan dalam perang Israel-Hamas, yang kini memasuki bulan ke-11, dan dapat menghambat upaya internasional untuk melanjutkan perundingan gencatan senjata antara kedua belah pihak.

AS, Qatar dan Mesir telah menyerukan putaran pembicaraan baru pada tanggal 15 Agustus, upaya terbaru dari pemerintahan Biden untuk mengakhiri perang di Gaza. Israel telah mengatakan akan mengirimkan sebuah delegasi, sementara Hamas belum memberikan tanggapan.

Ketiga negara tersebut telah menekan kedua belah pihak selama berbulan-bulan, mendesak baik Israel maupun militan Hamas untuk menghentikan pertempuran di Jalur Gaza. Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas perang ini telah menewaskan sekitar 40.000 warga Palestina. Hamas, yang menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober, ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa. [Bn]