SUKABUMI − Musim panen raya buah mangga di kawasan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, ternyata tidak memberikan keuntungan bagi para petani. Pasalnya, harga mangga terus merosot tajam, bahkan mencapai Rp4.000 per kilogram. Fenomena ini menjadi dampak dari melimpahnya produksi mangga hingga membanjiri pasar di Sukabumi.
Aldi Wibisana, seorang petani mangga asal Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas, menyatakan bahwa sejak akhir Oktober 2023, produksi mangga telah mencapai puncaknya. Dalam satu hari, Aldi bisa menghasilkan hingga 2 ton mangga. Namun, kenyataannya harga buah yang dihasilkan tidak sesuai harapan.
“Mulai panen raya sudah hampir dua minggu di Kawasan Geopark Ciletuh, Desa Ciwaru. Namun harga turun drastis mulai dari Rp2.000 per kilogram hingga Rp4.000 per kilogram,” kata Aldi, Kamis (16/11/2023).
Menurut Aldi, penurunan harga ini disebabkan melimpahnya stok mangga, yang tidak sejalan dengan jumlah pesanan. Faktor lain yang ikut memengaruhi adalah melemahnya daya beli konsumen di kota dan panen mangga di daerah lain seperti Indramayu dan Subang.
“Penurunan ini faktor daya beli konsumen di kota melemah dan kebetulan beberapa daerah lain seperti Indramayu dan Subang sedang panen juga,” katanya.
Harga mangga di tingkat petani saat ini hanya mencapai Rp4.000 per kilogram untuk kualitas terbaik. Angka ini jauh di bawah standar harga normal yang mencapai Rp5.000, Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram. “Biasanya harga standar mencapai Rp5.000, Rp6.000 hingga Rp7.000 per kilogram,” tuturnya.
Situasi ini kata Aldi menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani, yang sangat bergantung pada hasil penjualan buah mangga sebagai sumber pendapatan utama mereka. “Dengan harga yang anjlok, petani merasa terpukul dan berharap ada langkah atau solusi dari pemerintah atau pihak terkait untuk mengatasi dampak ekonomi ini,” ucap Aldi. [In]