OGANILIR, SUMSEL – Buntut kasus tidak terima atas kelalaian bidan desa Belanti. Duka mendalam masih dirasakan Asiah, seorang ibu rumah tangga warga Dusun I Desa Belanti, Kecamatan Tanjung Raja, Ogan Ilir. Pada hari ini Rabu, (30/08/2023) telah secara resmi melaporkan ke Polres Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Belum lama ini Asiah kehilangan sang buah hati yang meninggal dunia, tiga hari setelah lahir.
Menurut Asiah, bayinya itu meninggal dunia setelah disuntik oleh seorang bidan desa pada pertengahan Agustus lalu.
“Waktu itu saya lahiran anak keempat dengan dibantu bidan tradisional. Setelah lahir normal, alhamdulillah anak saya sehat,” kata Asiah ditemui di Mapolres Ogan Ilir, Indralaya, Rabu (30/8/2023).
Berikut ini bukti laporan keluarga bayi diduga korban malpraktik Surat Tanda Terima Laporan / Pengaduan Nomor: STTLPN/218/VIII/2023/SPKT Polres Ogan Ilir Berdasarkan Laporan/Pengaduan Nomor: LPN/218/VIII/2023/SPKT, tanggal 30 bulan Agustus tahun 2023.
Kedatangan Asiah dan suaminya ke Polres Ogan Ilir untuk melaporkan perkara dugaan malpraltik yang menimpa putranya. Sehari setelah melahirkan, Asiah mengaku didatangi seorang bidan desa yang berinisiatif ingin membantu kesehatan bayi yang diberi nama Muhammad Agustus itu.
Menurut Asiah, bidan tersebut datang ke rumahnya tanpa diundang karena dia yakin bayinya dalam keadaan sehat dan tak perlu perlakuan khusus.
Wanita 28 tahun ini menuturkan, bidan tersebut bermaksud ingin mengambil sampel dari tubuh bayi. “Dia (bidan) bilang mau ambil sampel. Tapi tidak dijelaskan mau ambil sampel apa,” ujarnya.
Asiah dan keluarganya pun tak curiga saat bidan menginjeksikan jarum suntik ke tumit kaki bayinya itu.
“Dua kali disuntik. Yang pertama tidak kena,” tutur Asiah.
Setelah suntikan tersebut, bayi Muhammad Agustus tidak mengalami gejala apapun dan kondisi kesehatannya normal seperti biasa. Namun keesokannya atau sehari setelah disuntik, putra Asiah tersebut mengalami demam panas hingga harus dirawat di Puskesmas Tanjung Raja.
Bayi kemudian dirujuk ke RSUD Kayuagung untuk penanganan lebih lanjut
Berharap kondisi putranya membaik, Asiah justru mendapat kabar pahit bahwa buah hatinya itu meninggal dunia. Kesedihan teramat dalam pun dialami Asiah, suami dan ketiga anaknya.
Setelah pemakaman putranya, Asiah meminta pertanggungjawaban bidan tersebut, namun jawaban yang didapatkan mengecewakan.
“Kata bidan, anak saya itu makanannya salah. Padahal baru umur dua hari, cuma minum ASI,” ujar Asiah.
Keluarga pun mencoba bersabar dan menunggu itikad baik bidan untuk bertanggung jawab. Namun hampir dua pekan setelah meninggalnya Agustus, bidan tak kunjung menunjukkan itikad baik. Keluarga Asiah pun memutuskan membawa perkara ini ke jalur hukum dengan melaporkan bidan tersebut ke pihak berwajib.
“Kami tidak terima anak kami disuntik mati seperti itu,” kata Asiah.
“Kami berharap, Saya masalah kami ini agar dituntas oleh pihak Polisi. Cukup sudah anak saya yang menjadi korban jangan sampai jatuh korban lagi. Saya minta keadilan jangan sampai karena saya miskin, bodoh tidak bisa mendapatkan keadilan,” harapan pasutri Romli dan Asian dengan nada sedih.
Kasi Humas Polres Ogan Ilir, Iptu Abdul Haris mengatakan laporan Asiah dan suaminya sudah diterima Satreskrim Polres Ogan Ilir.
“Laporan sudah diterima oleh Satreskrim Polres Ogan Ilir. Tindaklanjutnya di sana,” kata Haris.
Usai mengambil keterangan dari orang tua bayi korban yang baru selesai keluar dari membuat laporan polisi di Polres Ogan Ilir. Awak media Kompasfakta langsung menghubungi Ka Dinkes Ogan Ilir.
Menurut Hendra Kudeta Ka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ogan Ilir, kami sudah memanggil bidannya terkait masalah pemberian tindakan pada bayi tersebut untuk memberikan klarifikasinya,”ujarnya (Jul/Fc)