Pupuk Subsidi Langka, Petani di Pariaman Terpaksa Beli Pupuk Nonsubsidi

 PARIAMAN − Para Petani padi di Kota Pariaman, Sumatera Barat hingga kini masih mengeluhkan langka dan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi untuk lahan persawahan mereka. Kondisi itu membuat petani harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang sangat mahal agar produksi padi milik petani bisa meningkat.

Mengingat pupuk subsidi yang harganya terjangkau, menjadikannya sangat langka dan sulit untuk diperoleh. Sementara pupuk kimia non-subsidi memiliki harga yang sangat mahal, sehingga dalam setahun terakhir harganya melonjak naik hingga dua kali lipat.

Keluhan petani akan pupuk subsidi, hampir dirasakan setiap musim masuk kesawah. Mereka mengeluh karena saat pupuk subsidi dibutuhkan, pupuk itu tidak ada di kios-kios penjualan.

Kondisi itu membuat petani kecewa, karena pupuk bersubsidi yang mereka harapkan saat ini kosong, padahal padi milik mereka saat ini sudah harus dipupuk.

“Supaya padi milik petani seperti saya tidak menguning dan hasil produksinya bisa meningkat, para petani terpaksa harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang sangat mahal,” keluh salah seorang petani padi Andri, di Pariaman, Sumatera Barat, Selasa, 26 September 2023.

Andri menyebut harga pupuk non-subsidi mencapai dua kali lipat dari harga pupuk bersubsidi, yakni mencapai Rp500.000 per karungnya. Sementara untuk harga pupuk bersubsidi masih normal, yakni Rp180.000 per karungnya, namun stoknya langka dan tidak ada saat dibutuhkan petani.

“Kami para petani tidak mengetahui pasti apa penyebab langka nya pupuk bersubsidi ini, padahal semua syarat seperti Kartu Keluarga sudah diserahkan melalui Kelompok Tani,” jelas Andri.

Untuk itu, Andri bersama para petani lainnya berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk masalah itu, bagaimana pupuk bersubsidi bisa cepat datang dan disaat petani membutuhkan pupuk tetap tersedia, karena harganya yang sangat terjangkau dan membantu petani. [As]