Harga Beras Ugal-ugalan, Anggota Komisi IV DPR RI PKS: Pemerintah Gagal Kelola Ketahanan Pangan dan Stabilitas Nasional

 JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi PKS Johan Rosihan merespons perkembangan harga beras yang semakin ‘ugal-ugalan’ bahkan dinilai sebagai harga beras tertinggi dalam sejarah.

Menurut Johan, kondisi harga beras yang semakin mahal dan stoknya di pasaran semakin langka adalah akibat dari kegagalan pemerintah dalam hal produksi beras dan buruknya tata kelola beras mulai dari hulu sampai ke hilir.

“Kita menyayangkan pernyataan Presiden Jokowi yang tidak bisa memberi solusi atas kenaikan harga beras bahkan hanya menyalahkan perubahan cuaca sehingga produksi berkurang dan harga beras menjadi naik. Saya tegaskan persoalan beras tidak sesederhana itu,” kata Johan seperti dikutip KBA News dari web resmi pks, Kamis, 29 Februari 2024.

Johan menuturkan kelangkaan dan harga beras yang terus meroket ini jangan hanya dilihat dari harga dunia sedang tinggi. Apalagi, lanjut Johan, menyalahkan cuaca.

Dia menilai pemerintaah sendiri telah gagal melakukan perbaikan tata kelola beras dan angka produksi terus menurun setiap tahun. Bahkan, dari sisi rata-rata konsumsi beras malah mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir yang menurut data BPS cenderung menurun 11,6 persen konsumsi beras per kapita.

Johan menyebutkan bahwa produksi pada tahun 2023 lalu mengalami penurunan sekitar satu juta ton dan pemerintah tidak mampu mengantisipasi terjadinya gagal panen di daerah sentra beras akibat rendahnya kinerja dan anggaran pertanian.

“Kita saksikan ratusan warga antre berjam-jam untuk mendapatkan beras murah karena harga beras melonjak menyentuh harga Rp 14.000 per kilogram untuk beras medium dan Rp 18.000 per kilogram untuk beras premium. Pemerintah harus segera melakukan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga beras sebagai komoditi pangan pokok demi ketahanan pangan dan stabilitas nasional,” tutur Johan.

Dia meminta pemerintaah harus segera memperbaiki kondisi pasar beras di Indonesia. Hal itu agar harga beras kembali stabil dan stok di pasaran tidak langka seperti sekarang.

“Saya menganjurkan agar segera diperbaiki pola distribusi beras yang lebih efisien di seluruh wilayah Indonesia serta integrasi harga beras di pasaran mengingat harga beras domestik cenderung lebih tinggi dibandingkan harga beras internasional,” pungkasnya. [Kba]