“Jokowi telah menciptakan apa yang dalam kepustakaaan disebut ‘Despotisme Leviathan’. Istilah itu disemat kepada orang atau kelompok otoriter yang menindas rakyat dan membuat menjadi miskin dan menderita.#aminkanindonesia.”
JAKARTA – Pengamat ekonomi Faisal Basri menyatakan daya rusak Jokowi terhadap kehidupan demokrasi dan ekonomi Indoenesia sangat besar. Dia mengobrak-abrik demokrasi dan membuat kehancuran ekonomi rakyat.
“Jokowi telah menciptakan apa yang dalam kepustakaaan disebut ‘Despotisme Leviathan’. Istilah itu disemat kepada orang atau kelompok otoriter yang menindas rakyat dan membuat menjadi miskin dan menderita.”
Dia menyatakan hal itu berbicara di sarasehan Universitas se-Jabodebatek di Fakustas Kedokteran UI Salemba, Kamis, 14 Maret 2024.
Acara yang diprakarsai oleh para Guru Besar se-Jabodetabek itu pada akhir acara mengeluarkan Deklarasi Salemba yang berisi tentang seruan perbaikan untuk Indonesia di masa depan.
Menurut Faisal, selama berkuasa sembilan tahun lebih Jokowi telah mengacak-acak ekonomi. Dia menciptakan kelompok ekonomi yang merampok kekayaan alam dan mengambil untung.
Dia pelihara orang seperti Boy Tohir, Luhut dan Airlangga yang mengeruk keuntungan besar dalam ekspor batubara yang dalam tahun 2022 saja menghasilkan dana Rp1.000 triliun. Belum lagi timah, nikel, sawit semuanya diekspor gila-gilaan sementara rakyat melarat.
UUD 1945 sudah dilanggar oleh Jokowi. Amanat Konstitusi, bahwa semua kekayaan negara yang terkandung di bumi dan air dikuasai negara dan sebesar-besar untuk memakmuran rakyat, dianggap sepi saja oleh Jokowi.
Begitu juga dalam bidang demokrasi. Dia acak-acak politik sehingga kacau-balau untuk melempangkan jalan bagi anaknya menjadi cawapres.
“Kita tidak boleh diam. Jokowi harus dilawan. Kalau dia tidak dicegah maka akan berakibat buruk bagi masa depan dan generasi yang akan datang,” demikian pengajar dari FEB UI itu. [Kba]