Cuaca Ekstrem Nelayan Banten Tak Bisa Melaut

Nelayan di pesisir Kabupaten Tangerang tidak melaut dan menyandarkan kapal-kapalnya, karena cuaca buruk, Jumat (2/2/2024). (Foto:Saadatuddaraen)

 TANGERANG − Ribuan nelayan di Tangerang dan Banten mengeluhkan tidak dapat melaut untuk mencari tangkapan ikan sejak dua pekan terakhir. Hal itu akibat gelombang tinggi disertai angin kencang, sehingga berpotensi menimbulkan kecelakaan laut.

“Dari pada kami celaka, lebih baik kami tidak melaut. Sudah dua pekan gelombang tinggi disertai angin kencang melanda perairan Tangerang dan Banten ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan abang (DPC) Himpunan Neayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tangerang, Abudin , Jumat (2/2/2024).

Dia mengaku, untuk nelayan di pesisir Kabupaten Tangerang, jumlahnya sekitar 1.380 jiwa. Mereka selama tidak bisa melaut terpaksa mencari kesibukan memperbaiki kapal atau jaring serta pancing.

Hal senada dilayangkan Mustopi, nelayan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Teluk Labuan, Kabupaten Pandeglang. “Kami lebih baik memilih tak melaut, karena cuaca buruk itu,” ucapnya.

Para nelayan tradisional di pesisir Banten, sambung Mustopi, kebanyakan menggunakan tangkapan perahu kecil. Sehingga tidak tahan menghadapi cuaca buruk.

Tinggi gelombang di Perairan Selatan Banten, lanjutnya, Samudera Hindia dan Selat Sunda bagian selatan gelombang 2,50 meter. Kemudian disertai tiupan angin 30 kilometer per jam cukup membahayakan keselamatan jiwa nelayan.

Begitu juga Suryadi, nelayan di Pangkalan Pelabuhan Ikan (PPI) Binuangeun, Kabupaten Lebak mengaku juga tidak melaut akibat cuaca buruk. Selain gelombang tinggi juga tiupan angin kencang dari arah barat laut juga hujan lebat.

“Tangkapan juga menjadi kurang, jadi kami lebih memilih tak melaut. Saat ini kami hanya mencari udah dan cumi dipinggiran pantai saja untuk hidup sehari-hari,” katanya.

Menurut Suryadi, ada sekitar 3.600 nelayan di PPI tidak melaut akibat cuaca buruk. Atas kondisi tersebut banyak pula nelayan untuk sementara alih profesi menjadi tukang ojek, mengemudi angkutan dan berdagang.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mengeluarkan peringatan dini kewaspadaan terhadap keselamatan pelaku pelayaran. Khususnya perahu nelayan dan kapal tongkang yang melintasi perairan selatan Banten,

Selat Sunda bagian selatan, dan Samudera Hindia, dengan tinggi gelombang 1,25 sampai 2,50 meter. Hal itupun terjadi di pesisir Kabupaten Lebak dan Pandeglang hingga Tangerang. [Sd]